Karena lagi keranjingan belajar Wordfast Classic, saya paling senang menerjemahkan dari softcopy. Tapi untuk proyek kali ini, teks sumber yang saya dapatkan adalah hardcopy berupa buku setebal hampir 500 halaman! Tidak mungkin saya sempat memindai halamannya satu per satu agar mendapat softcopy yang dibutuhkan.
Jadi, mau tidak mau, saya harus menerjemahkan langsung dari buku. Mengingat buku ini sangat tebal, saya perlu sesuatu untuk menahannya dalam posisi terbuka selagi saya mengetikkan terjemahan. Saya tahu penahan buku (book holder) dijual di pasaran, tapi saya belum sempat mencarinya. Akhirnya, setelah meramban sana-sini, saya menemukan cara membuat penahan buku yang murah, hanya bermodalkan gantungan baju dan tang. Tak lupa tenaga yang cukup kuat. 😀
Sebenarnya ada banyak cara membuat penahan buku sendiri. Tapi cara ini saya pilih karena mudah dan tidak butuh waktu lama. Penemunya seorang desainer asal Korea bernama Jihong Yeom (http://passiondesign.co.kr/). Sebagai pembicara dalam berbagai ajang internasional, dia dengan gigih mengampanyekan pentingnya inovasi kreatif dalam pemanfaatan barang bekas (reuse). Salah satu proyeknya yang terkenal adalah penahan buku dari gantungan baju bekas yang saya contek ini. Berikut Youtube-nya:
Akhirnya, setelah menemukan satu gantungan baju yang bisa dipakai, saya mulai membuat penahan buku ini. Hasilnya? Jangan dibandingkan dengan buatan Jihong ya… hehe. Insya Allah saya mau membuat yang lebih rapi. Tapi untuk sementara, penahan buku perdana buatan sendiri ini sudah memadai, bisa digunakan untuk buku setebal hampir 500 halaman (softcover). Sayangnya, ketika saya coba dengan Tesaurus Eko Endarmoko, penahan buku ini langsung doyong. Mungkin jenis bahan gantungan Jihong lebih kokoh ya… 😀
Oh ya, penahan buku juga bisa dibuat dari jari-jari sepeda. Mba Dina telah mengulas caranya di sini. Dan, selain buatan sendiri, penahan buku juga banyak dijual di pasaran, dan tipenya bermacam-macam. Contohnya bisa dilihat di sini.
Silakan kalau ada yang mau mencoba. 😉

Bahan yang dibutuhkan hanya dua: gantungan baju dan tang.

Inilah wujud penahan buku dari gantungan bekas buatan saya.

Walau belum serapi buatan Jihong Yeom, penahan buku ini berfungsi dengan baik.

Penahan buku ini bisa digunakan untuk buku yang tebalnya hampir 500 halaman (softcover).

Meski begitu, penahan buku buatan saya kurang kuat untuk buku hardcover.
Kereen, Berhasil bikin sendiri. Girl power!
Makasih, mba. Tapi aku ga sekuat itu ternyata, makanya hasilnya rada mletot-mletot hihi.
Saya juga bikin book stand ala Om Jihong ini, Lu. Tapi ngga sebagus Lulu deh. Ngga kuat melintirnya. Buat nahan buku dikit ambruk, hihi. Tapi lumayanlah buat buku (atau copy-an) yang tipis 🙂
Waaah, mba Nita pernah nyoba? Iya, capek banget pas melintirin kawat. Kok di Youtube, Jihong ini sepertinya nggak bersusah payah ya… hehe. Ah, ga percaya, buatan mba Nita pasti rapi… 😀
Wah, keren Mbak Lulu. Makasih 🙂
Sama-sama, mas Husnil 😀
kreatif!
Thanks, Yenni. Tapi nyontek kok… 😀
Wah, keren juga idenya. Nyobain ahhh… 😉
Ayo, Luckty, gampang kok *yeah… padahal tangan pegel-pegel abis muntirin gantungan* 😀